BeritadefaultKhazanah

Cegah Pemanasan Global dengan Gaya Hidup Sesuai Qur’an dan Sunnah

TABLIGH.ID JAKARTA – Dewasa ini bumi dihadapkan dengan dampak pemanasan global yang nyata. Suhu dunia diperkirakan naik 5 derajat pada 2100 sehingga beberapa pulau terancam tenggelam. Para pemimpin negara juga menggelar berbagai forum dunia menghambat pemanasan global.

“Iklim yang terus berubah ini kalau tidak kita hentikan akan mengancam ketersediaan pangan karena mempengaruhi produksi pertanian. Agar kerusakan itu bisa dikurangi dan pemanasan global bisa diperlambat, para tokoh memberi rekomendasi agar ada policy agar pemanasan global hanya di angka 1,5 derajat saja,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Jumat (3/12).

Dalam pengajian pagi bertajuk “Gerakan Lingkungan dalam Perspektif Muhammadiyah”, menurutnya pemanasan global bisa dihadapi salah satunya dengan menggalakkan perubahan gaya hidup manusia dari konsumtivisme dan konsumerisme dengan gaya hidup sesuai Qur’an dan Sunnah Nabi itu sudah cukup.

Perubahan gaya hidup ini menurutnya sesuai dengan surah al-‘Araf ayat 31 yang memerintahkan manusia tidak berlebihan dalam hal makan dan minum, termasuk berbagai hal lainnya menyangkut kebutuhan manusia.

“Karena itu kita harus mengubah perilaku dan gaya hidup kita,” kata Mu’ti.
Selain makanan dan hal pokok, perubahan gaya hidup dari memenuhi keinginan menjadi memenuhi kebutuhan itu juga perlu dilakukan dalam menggunakan air dan energi.

“Konsumsi energi air misalnya. Menyiram bunga itu tidak perlu air bersih, pakai air yang ramah saja. Kalau kita ingin ini terjadi ya perilaku kita harus berubah. Kita juga harus berpikir keberlangsungan,” tuturnya.

Untuk mengubah gaya hidup itu, Abdul Mu’ti berpendapat bahwa pemahaman tauhid dan berbagai ajaran agama tentang lingkungan perlu terus diajarkan kepada umat.

“Sehingga karena itu bagaimana kita melestarikan alam menurut pandangan Muhammadiyah ya memang kita harus dekat dengan alam dan berbuat baik terhadap alam itu dan mengeksplorasi alam itu dengan ilmu yang kita miliki, kemudian mengkonsumi tidak berlebihan, lalu mentasarufkan rizki (pengelolaan alam) kepada mereka yang membutuhkan,” tutupnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker