BeritadefaultKhazanah

Pluralisme Agama Dalam Timbangan Keyakinan Muhammadiyah

Fathurrahman Kamal

Arus globalisasi dalam bentuknya yang kita saksikan pada masa ini memberikan ruang dan fasilitas yang sangat memadai untuk transformasi terorisme dari bentuknya yang tradisional menuju format baru yang bersifat global. Hal ini tak lepas dari potret suram globalisasi yang diciptakan oleh neo-liberalisme, sarat dengan kekerasan, ketimpangan, dan ketidak-adilan global. Politik globalisasi telah mengkibatkan gelombang marginalisasi ekonomi di berbagai Negara dan keterasingan sosial yang semakin mendorong komunitas multi-budaya di Negara-negara berkembang untuk merumuskan counter-ideology terhadap globalisasi untuk mempertahankan dan mengekspresikan budaya dan identitas mereka. Di sinilah kemudian kita dapatkan wajah fundamentalisme yang tidak tunggal, tetapi terstruktur sebagai sesuatu yang lintas agama, etnis dan negara. Sejatinya, yang kita saksikan saat ini bukanlah benturan antar peradaban tetapi benturan antar fundamentalisme; fundamentalisme global Amerika berhadapan secara diametral dengan ekstrimisme Islam (tertentu) yang mengekspresikan perlawanannya dengan mekanisme teror.

Fundamentalisme juga disinyalir sebagai kegagalan sebagian muslim dalam berkomunikasi dengan tantangan-tantangan globalisasi yang penuh paradoks. Ini pula yang membuat mereka mengalami suasana keterasingan baik secara individu maupun sebagai bagian dari kelompok sosial yang lebih besar. Fundamentalisme bukanlah gerak kembali yang sederhana kepada suatu cara yang pramodern dalam memahami agama,tetapi lebih sebagai respon panik dan gagap menghadapi modernitas dan globalisasi. Kepanikan ini ditandai dengan resistensi diri terhadap prinsip-prinsip kehidupan global. Resistensi diri termanifestasikan dalam sikap religiusitas yang berlebihan (baca: al-ghuluw) dan menutup kemungkinan komunikasi dengan dunia luar.

Mengamati kenyataan tersebut, Marc Gopin dalam bukunya Religion,Violence and  Conflict Resolution menyatakan demikian;

Religion plays the central role in the inner life and social behaviour of millions of human beings. But, as a faith-based commitment to peace, religion is a complex phenomenon. While some believers creatively integrate their spiritual tradition and peace-making, many others engage in some of the most destabilizing violence confronting the global community today

Selengkapnya silahkan klik DOWNLOAD

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker